Memiliki ilmu kebal, menurut sejumlah orang dinilai bisa membentengi diri dari hal-hal buruk. Namun apakah ada penjelasan ilmu kebal dari ayat Alquran, yang bisa dijadikan pedoman? Simak informasi lengkapnya disini.

Sebenarnya, sejak dulu ilmu kebal ini sudah dikenal dan digunakan. Biasanya penggunaan ilmu tersebut harus melewati serangkaian ritual atau syarat tertentu.

Ilmu Kebal Dalam Pandangan Islam

Islam merupakan agama yang sempurna, mengajarkan hal-hal pada setiap aspek hidup manusia. Ada yang dilihat dari sisi keilmuan, maupun cara beribadah untuk mengamalkan ilmu-ilmu tersebut.

Dalam surat Al-Maidah ayat 3 dijelaskan, bahwa Allah SWT menyempurnakan agama Islam dan melengkapkan nikmat yang diberikanNya kepada umat manusia. Serta memberikan ridho bahwa Islam adalah agama umat manusia.

Sebagai panduan dalam mempelajari Islam, diturunkanlah Nabi Muhammad SAW. Sebagai pembawa ilmu dan petunjuk yang benar, seperti ditegaskan pada sejumlah ayat di dalam Alquran.

Diantaranya Surat At-Taubah ayat 33, Al-Fath ayat 28, serta Ash-Shof ayat 9. Sehingga jelas bahwa ilmu yang dijalankan dan diteladani adalah yang diserukan oleh Rasulullah SAW.

Sementara ilmu kebal dari ayat Alquran itu tidak ada, sehingga menurut para ulama ditarik kesimpulan bahwa ilmu tersebut masuk kategori Bid’ah atau tidak memiliki landasan pada Alquran maupun hadits.

5 Makna Ilmu Kebal Dari Ayat Alquran

Jika disinggung tentang hubungan ilmu kebal, dengan ayat yang ada di dalam Alquran memang tidak ada satupun yang sinkron.

Kemudian beberapa hal merujuk pada Alquran dan Hadits, menjadi sebuah pemahaman yang perlu diteladani dan dipahami sebagai seorang muslim tentang ilmu tenaga dalam tersebut.

Ilmu Kebal Tidak Berlandaskan Islam dan Tauhid Secara Maksimal

Tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak perguruan yang menyediakan kesempatan bagi siapa saja untuk mempelajari ilmu kebal. Namun, menurut sejumlah ulama orang yang bergabung disana, masih jauh pemahamannya tentang Islam dan Tauhid.

Logikanya adalah, jika memang ilmu tersebut ada di dalam Alquran tentunya sudah menjadi sunnah dan dijelaskan di dalam Alquran. Sehingga menjadi salah satu ilmu bermanfaat yang diperintahkan Allah SWT untuk dipelajari.

Metode Implementasi Ilmu Kebal Tidak Ada Dalam Alquran

Untuk bisa memiliki tenaga dalam dan ilmu kekebalan tubuh tersebut, seseorang harus melakukan semedi, meditasi, atau tafakur. Kegiatan tersebut masuk kategori Bid’ah karena tidak ada landasannya di dalam ayat Alquran maupun hadits shahih.

Bahkan, yang disebut dengan meditasi itu dikenal secara global dan ada di semua agama. Dalam bahasa sansekertanya disebut dhyana.

Sedangkan di dalam Islam, tafakur merupakan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menciptakan rasa cinta kepada Allah dan rasa syukur atas semua nikmat dan karunia dari Allah SWT.

Salah satu ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang tafakur ada pada Surat Ali Imran ayat 190. Namun, tafakur yang dimaksud adalah berdzikir kepada Allah serta merenungkan penciptaan langit maupun bumi.

Bukan tafakur untuk mendapatkan kekebalan tubuh, seperti yang dilakukan oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk memiliki ilmu kebal.

Menjauhkan Diri dari Allah SWT

Kenapa menjadi jauh dari Allah SWT? Ketika seseorang memiliki ilmu kenal, maka kemungkinan mereka akan merasa sombong dan tidak perlu dibantu dan ditolong oleh siapa saja termasuk Allah SWT.

Dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda tentang perintah untuk meminta sesuatu maka mintalah kepada Allah.  Begitu juga dengan memohon pertolongan, memohonlah kepada Allah SWT dan bukan yang lain.

Meminta pertolongan kepada Allah SWT adalah wajib, sehingga hidup menjadi selamat dan terhindar dari bahaya dan petaka. Tidak ada ilmu kebal dari ayat Alquran, yang menyebutkan tentang keutamaan dan manfaat ilmu tersebut.

Ilmu Kebal Bukan dari Ajaran Islam

Jika dilihat dari asal muasalnya, ilmu kebal ini dikenal dengan nama Krachtologi. Ilmu ini sudah ada pada zaman Mesir kuno abad 4.000 sebelum masehi, kemudian terus meluas ke daerah Romawi, Yunani, hingga Persia.

Ada juga yang menyebutnya Dacht dalam bahasa Persia, dengan nama ilmu perang Dahtuz dimana seseorang dapat menjatuhkan orang lain atau musuh dari jarak yang jauh.

Dahulu, bangsawan Persia menekuni ilmu ini dengan melakukan jenis senam tertentu di tengah malam. Sampai akhirnya dapat memiliki ilmu kebal.

Sedangkan di dalam Alquran dan hadits, tidak ditemukan adanya riwayat yang jelas tentang ilmu tersebut. Sehingga sekali lagi sangat jelas bahwa ilmu kebal dari ayat Alquran tidak ada.

Ilmu yang Masuk Kategori Sesat

Melihat riwayat perjalanan Rasulullah SAW, tidak ada satu hadits yang menjelaskan tentang ilmu kebal. Nabi terakhir tersebut, juga tidak pernah memberikan ajaran tentang ilmu tersebut kepada sahabat dan umatnya.

Kalau dilihat dari kebutuhan untuk melaksanakan dakwah dan berjihad, tentunya ilmu tersebut penting. Namun yang sangat dikedepankan oleh Rasulullah adalah, beberapa cara berdakwah ala beliau.

Pertama tidak melakukan penghinaan terhadap orang yang salah, seperti dijelaskan dalam salah satu hadits riwayat Bukhari. Kedua, lemah lembut dalam berdakwah karena Allah SWT sangat mencintai lemah lembut.

Ketiga, tidak menghakimi dan murka saat berdakwah, seperti dijelaskan dalam Surat Ali-Imran ayat 64. Dimana Rasulullah menyampaikan dakwah kepada para raja di masa itu, dengan ucapan yang santun dan tida marah apalagi mencela.

Hal ini tentu sangat jauh dari ilmu kebal, yang sangat berpotensi membuat celaka orang lain, bahkan diri sendiri.

Secara jelas, bisa disimpulkan bahwa tidak ada ilmu kebal dari ayat Alquran. Hal-hal yang menyangkut ajaran dan mempelajari ilmu tersebut, bukan merupakan bagian dari ajaran Islam. Tetaplah berpedoman kepada Alquran dan hadits, ketika ingin mempelajari sebuah ilmu.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *