cara manajemen masjid

Dalam mengelola Masjid, diperlukan pengelolaan yang baik. Karena mencakup berbagai kegiatan seperti jadwal salat, imam, kotak amal, zakat, dan sebagainya. Semua itu terdapat ilmu cara manajemen Masjid yang baik, sehingga dalam mengelola Masjid akan lebih profesional.

Salah satu yang bisa menjadi kiblat untuk pengelolaan Masjid yang baik adalah Masjid Jogokariyan. Model manajemen Masjid Jogokariyan terbilang hebat, karena mampu melayani jamaah islam dengan sangat baik.

Sejarah Masjid Jogokariyan

Masjid Jogokariyan mulai dibangun pada tahun 1966. Letaknya berada di kampung Jogokariyan, Yogyakarta. Logo yang terpampang terdiri dari tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, Jawa, dan Arab.

Tujuan lain dari dibangunnya Masjid ini selain untuk ibadah juga untuk mensejahterahkan masyarakat dan membangun umat. Masjid Jogokariyan sebagai bentuk untuk mengajak muslim yang salih dan melekatkan diri pada budaya.

Cara Manajemen Masjid Jogokariyan

Dalam mencapai tujuan Masjid Jogokariyan yaitu mensejahterahkan masyarakat dan membangun umat, diperlukan strategi praktis. Tim ta’mir Masjid sendiri mempunyai beberapa langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

Masjid Jogokariyan mempunyai tiga konsep sebagai cara manajemen Masjid Jogokariyan. Tiga konsep Masjid Jogokariyan adalah sebagai berikut.

1.     Pemetaan

Maksud dari pemetaan adalah Masjid harus punya peta dakwah yang jelas, adanya data jamaah, wilayah kerjanya nyata. Pendataan yang dilakukan mencangkup segala hal sesuatu bisa diukur. Misalnya adanya kekuatan dan kelemahan, potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan.

Pemetaan ini bisa mencangkup sampai pendapatan, pendidikan, nama warga, dan sebagainya. Tak hanya itu, pendataan juga dilakukan terhadap siapa saja yang sudah salat maupun belum serta siapa saja yang salat berjamaah di Masjid Jogokariyan.

Pemetaan juga dilakukan pada gambar kampung Jogokariyan. Terdapat rumah yang berwarna-warni, seperti hijau, kuning, dan sebagainya.

Terdapat juga atribut ikonik yang ada pada setiap rumah. Seperti gambar koin (artinya sudah berzakat), ka’bah (artinya sudah berhaji), unta (artinya sudah berqurban), dan sebagainya.

Uniknya lagi Masjid Jogokariyan tidak membuat bisnis yang menyakiti masyarakat yang memiliki bisnis yang sama. Dengan begitu ikatan ukhuwah islamiyah menjadi kuat. Pemetaan yang dilakukan agar menjadi data yang sebenar-benarnya untuk kegiatan Masjid Jogokariyan.

2.     Pelayanan

Arti pelayanan sebagai konsep yang dibawa oleh Masjid Jogokariyan adalah menganalisis kebutuhan masyarakat. Mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan jama’ah, Masjid Jogokariyan bisa memberikan solusi.

Terdapat tiga langkah yang dilakukan untuk melakukan konsep pelayanan ini, yaitu membidik potensi jama’ah, melihat peluang masyarakat atau jamaah, melihat kebutuhan masyarakat atau jamaah.

Beberapa kegiatan dalam melakukan pelayanan masyarakat adalah gerakan shubuh berjama’ah, gerakan infak, nol rupiah, dan pelayanan lainnya.

3.     Pemberdayaan

Pemberdayaan yang dilakukan oleh masjid Jogokariyan sebagai bentuk cara manajemen masjid agar bisa memaksimalkan segala potensi yang dimiliki. Telah banyak upaya yang dilakukan Masjid Jogokariyan yang berhasil memberdayakan masyarakat.

Salah satu yang bisa dilihat dari pemberdayaan masyarakat adalah dengan pemberdayaan ekonomi. Hal ini terlihat dengan memberikan lokasi untuk berjualan yang lokasinya berada di samping Masjid Jogokariyan.

Selain di bidang ekonomi, pemberdayaan juga dilakukan untuk kepengurusan masjid itu sendiri. Seperti halnya bidang bendahara masjid diserahkan kepada ahlinya. Hal ini tak lain adalah untuk mewujudkan manajemen yang baik.

Tiga Poin Penting Manajemen Masjid

Selain memiliki konsep dalam manajemen Masjid Jogokariyan. Ada tiga poin penting yang harus dimiliki sebagai cara manajemen masjid yang baik. Tiga poin penting adalah sebagai berikut.

1.     Aqidah Kemasjidan

Aqidah kemasjidan adalah kepercayaan yang dimiliki oleh takmir masjid dan orang yang sebagai memakmurkan masjid. Yang perlu ditanamkan dalam aqidah kemasjidan adalah sebagai berikut.

  • Masjid yang seluruhnya milik Allah, masjid sejatinya adalah rumah milik Allah. Maka tak ada yang boleh menganggap dirinya sebagai penguasa masjid.
  • Takmir sebagai pegawai Allah, maksudnya adalah mengurus masjid tidak hanya sebagai aktivitas sosial dan sambilan kerja, namun juga ibadah yang memerlukan totalitas.
  • Allah yang akan menggaji, keyakinan bahwa sebagai pegawai Allah akan digaji secara maksimal. Berbeda dengan manusia yang menggaji secara minimal.
  • Allah yang akan mencukupi anggaran, maksudnya adalah dalam mengurus masjid, semua anggaran yang dibutuhkan oleh pegawai Allah akan dicukupi.

2.     Filosofi Kemasjidan

Filosofi kemasjidan adalah bagaimana cara memandang terhadap masjid itu sendiri. Karena pentingnya dasar memandang terhadap masjid yang nantinya bisa menumbuh kecintaan pada rumah Allah. Filosofi kemasjidan antara lain adalah sebagai berikut.

  • Masjid sebagai tempat sujud, filosofinya adalah menjadikan orang-orang sujud dan taat kepada Allah.
  • Masjid sebagai pusat peradaban masyarakat, yang mana terdapat dua peradaban yang sering berlomba yaitu peradaban pasar dan peradaban masjid. Oleh karena itu harus menjadikan masyarakat sebagai peradaban masjid.
  • Masjid sebagai tempat untuk mencetak calon pemimpin masjid bangsa, Tidak hanya untuk menyiapkan bekal kematian.

3.     Teknis Pengelolaan Masjid

Teknis pengelolaan masjid adalah cara manajemen masjid untuk kemakmuran masjid. Terdapat ukuran untuk mencapai kemakmuran masjid, antara lain sebagai berikut.

  • Terdapat berapa banyak orang yang melakukan salat lima waktu.
  • Seberapa luas masjid dijadikan oleh masyarakat untuk sarana beraktivitas dan mendapat manfaatnya.
  • Seberapa jauh masjid bisa membimbing dan membentuk masyarakatnya.

Kaderisasi

Kaderasisai merupakan salah satu cara untuk meneruskan generasi bangsa untuk selalu ada kepengurusan masjid masjid.

Pentingnya kaderisasi berlandaskan pada kalimat “jika suatu masa kelak kamu tidak lagi mendengar bunyi berisik dan gelak ketawa anak-anak riang diantara shaf-shaf salat di masjid-masjid, maka takut lah kalian akan kejatuhan generasi muda kalian masa itu”.

Terdapat rantai kaderisasi Masjid Jogokariyan antara lain sebagai berikut:

  • HAMAS (Himpunan Anak-anak Masjid), anggota ini terdiri dari pra TK kelas 6 SD dan pengurus terdiri dari kelas 1 SMP sampai dengan 2 SMU.
  • RMJ (Remaja Masjid Jogokariyan) Terdiri dari anggota pengurus 2 SMA sampai dengan sebelum menikah.
  • KURMA/UMIDA (Keluarga Alumni Remaja Masjid) anggotanya terdiri dari mantan RMJ dan bapak-bapak serta ibu-ibu muda.
  • Takmir, merupakan gabungan dari berbagai potensi yang berada di masjid. Mulai dari anak-anak, remaja, KURMA,UMIDA, atau orang tua.

Terdapat lima sukses untuk remaja masjid dan bagaimana mendorongnya. Lima hal tersebut antara lain:

  • Sukses Studi, masjid berperan untuk mendorong, mengapresiasi serta memfasilitasi remaja agar sukses terhadap studi atau karya ilmiah.
  • Sukses Ekonomi, apabila ada yang ingin melakukan usaha akan difasilitasi. Selain itu juga dilakukan pelatihan, pemberian modal, dan promosi.
  • Sukses Organisasi, maksudanya adalah dengan adanya aktivitas masjid akan mendorong pengalaman organisasi.
  • Sukses Sosial, mampu melihat dinamika sosial dengan cara dilibatkan dalam relawan masjid. Selain itu juga diterjunkan ke lapangan untuk menumbuhkan kepekaan sosial.
  • Sukses Ukhrowi, yaitu para remaja diarahkan untuk menjadi seorang yang ahli ibadah dan menjaga salat secara berjamaah di masjid.

Cara manajemen Masjid Jogokariyan merupakan sebuah pengelolaan pada tingkat profesional. Manajemen yang baik dari Masjid Jogokariyan telah memberikan manfaat pada masyarakat sekitar. Manajemen tersebut bisa Anda tiru untuk mengelola masjid di sekitar Anda.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *